Dalam dunia investasi saham, ada satu prinsip klasik yang sering kita dengar: “Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang.”
Kalimat ini terdengar sederhana, tapi maknanya sangat dalam—terutama setelah kita benar-benar mengalami kerugian di pasar saham.
Pengalaman Pribadi Saat Investasi di Saham Telkom (TLKM)
Beberapa tahun lalu, tepatnya saat masa pandemi, saya mengalami pelajaran berharga dalam perjalanan investasi saya.
Seluruh dana di rekening RDN IPOT saya waktu itu saya gunakan untuk membeli saham Telkom Indonesia (TLKM).
Alasan saya cukup logis: Telkom adalah perusahaan besar dengan fundamental kuat. Di tengah pandemi, sektor komunikasi justru semakin dibutuhkan banyak orang. Saya pun yakin harga saham TLKM akan terus naik.
Namun kenyataannya berbeda jauh dari harapan.
Saya membeli saham TLKM di kisaran Rp4.300 per lembar, berharap bisa mendapatkan keuntungan dalam beberapa bulan.
Sayangnya, harga saham justru turun dan hingga tahun 2025 ini masih tertahan di sekitar Rp3.200-an.
Selama bertahun-tahun saya menahan saham tersebut, berharap bisa kembali ke harga beli, tapi realitas pasar berkata lain.
Dividen Tak Menutupi Nilai yang Turun
Memang, setiap tahun saya masih menerima dividen dari Telkom, tapi jumlahnya tidak sebanding dengan penurunan nilai portofolio.
Rasanya campur aduk—antara kecewa, menyesal, dan sedikit malu karena terlalu percaya diri tanpa pertimbangan matang.
Dari situ saya belajar, investasi bukan hanya tentang memilih saham bagus, tapi juga tentang mengelola risiko dengan bijak.
Pentingnya Diversifikasi Portofolio dalam Investasi Saham
Pelajaran paling berharga yang saya dapat adalah: diversifikasi itu wajib.
Jangan karena satu saham terlihat stabil, kita langsung all-in tanpa perhitungan.
Dengan diversifikasi portofolio, risiko kerugian bisa tersebar.
Misalnya, jika satu saham turun, saham lain bisa menahan kerugian tersebut. Prinsip ini menjadi kunci agar portofolio tetap sehat dan tidak mudah terpuruk.
Sekarang, setiap kali ingin membeli saham, saya selalu melakukan beberapa hal:
- Mempelajari tren harga saham dan pergerakan pasar.
- Membaca berita ekonomi terbaru yang memengaruhi sektor terkait.
- Melihat analisis teknikal dan fundamental dari berbagai sumber.
- Mendengarkan pendapat dari analis atau investor berpengalaman.
Tidak semua prediksi harus diikuti, tapi informasi tersebut sangat membantu dalam mengambil keputusan investasi yang lebih rasional.
Kesimpulan: Investasi Itu Tentang Kesabaran dan Manajemen Risiko
Investasi saham memang bisa memberikan keuntungan besar, tapi juga bisa menjadi pelajaran mahal jika kita tidak bijak mengatur strategi.
Buat kamu yang baru mulai terjun ke dunia saham, ingatlah satu pepatah klasik yang selalu relevan:
“Jangan taruh semua telurmu dalam satu keranjang.”
Karena ketika keranjang itu jatuh, semua telur bisa pecah sekaligus.
Begitu pula dalam investasi—tanpa diversifikasi, kerugian bisa datang tanpa ampun.

Posting Komentar