Kalau tidak salah, gambar ini diambil pada salah satu momentum di mana
ada tamu negara yang diberi kehormatan untuk memasukinya. Dan barangkali
gambar ini diambil diam-diam oleh tamu itu. Mengingat secara resmi
petugas masjid Al-Haram mengharamkan pemotretan di lokasi masjid,
apalagi kalau sampai di dalam ka’bah. Sebagian kalangan juga membenarkan
foto ini lantaran serupa dengan gambar denah yang diterbitkan resmi
oleh kerajaan.
Tapi yang jelas pertanyaan anda sudah terjawab lewat foto ini, Berhala
yang berjumlah 360 itu memang sudah tidak ada, sudah dihancurkan sejak
Fathu Makkah 14 abad yang lalu. Bagaimana? Anda ingin dan bercita-cita
bisa masuk ka’bah suatu ketika nanti? Syaratnya mungkin harus jadi
presiden dulu ya? Atau setidaknya ikut dalam rombongan Presiden, entah
jadi wartawan, pengawal atau bahkan tukang bawakan tas presiden.
Isi ka’bah
Berikut ini adalah foto2 yang memperlihatkan isi ka’bah pada saat ini.
Coba anda bandingkan antara keduanya, mempunyai persamaan khususnya pada
bagian dinding keramik yang berwarna hijau, hal itu membuktikan bahwa
foto ini valid.
Ruangan di dalam Ka'bah
Desain Ka’bah
Mulai dari sebelah kiri pintu Ka’bah adalah Multazam (antara pintu
Ka’bah dan Hajarul Aswad). Sebelah kanan dari pintu terdapat kotak dari
marmer tempat menyimpan alat keperluan kebersihan di dalam Ka’bah.

Desain Ka'bah
Di tengah–tengah Ka’bah agak meninggi terdapat 3 buah tiang penyangga yg
terbuat dari kayu dan yang dikenal dengan “Tiang Abdullah bin Zubair“.
Dinamakan demikian karena Allah SWT telah memberikan kemuliaan kepada
beliau, sebagai pembuat tiang penyangga pada atap Ka’bah itu untuk
menghindari kerobohannya.
Sebelah Utara dari Ka’bah terdapat pintu kecil yang dinamakan “Pintu
Taubah”. Itu adalah sebuah tanda dari keteguhan. Pintu Taubah ini
terbuat dari kayu pilihan yang dilapisi dengan Emas dan Perak yang
terukir dan dilapisi juga dengan kaca yang tebal sampai atap Ka’bah.
Pada dinding sebelah Barat yang berhadapan dengan pintu Ka’bah
digantungkan 9 Pigura yang terbuat dari Marmer dan bertuliskan nama-nama
Penguasa-penguasa atau Khalifah yang telah memperbaiki dan memperbarui
Ka’bah yang agung.
Kesemuanya itu tertulis setelah Abad 6H. Pada dinding Timur antara pintu
Ka’bah dan pintu Taubah diletakkan keterangan tentang perbaikan yang
dilakukan oleh Raja Fahd pada th.1419H setelah perbaikan terakhir pada
zaman Sultan Murod IV dari Utsmaniah pada th.1040H. Sisi-sisi Ka’bah
yang empat dilapisi dengan Marmer putih setinggi 2 Meter dan diatasnya
ditutupi dengan hordeng warna merah dan pink, yang terbuat dari bahan
kain Sutera yang bertuliskan “Syahadatain “ dan Asma ul-Husna dalam
bentuk angka 8 atau 7 Arab berselang-seling. Hadiah dari Raja Fahd.
Diantara tiga tiang yang ditengah (Tiang Abdullah bin Zubair) ada tempat
untuk meletakkan barang yang terbuat dari Perak murni untuk menyimpan
barang, seperti antara lain : Teko-teko , Pajangan , dan barang-barang
bersejarah lainnya yang terbuat dari Emas dan Perak yang telah berusia
puluhan bahkan ratusan tahun yang lewat sebagai hadiah-hadiah dari
Raja-raja, Khalifah dan para Sultan kepada Ka’bah sebagai pendekatan dan
pengabdian kepada Rabb yang Esa untuk mencari ridho Nya.Pencucian
Ka`bah biasanya dilakukan dua kali setiap tahun yakni pada pertengahan
bulan Sya`ban sebagai persiapan menghadapi musim Umrah pada bulan
Ramadhan, dan pertengahan Dzulqa`idah sebagai persiapan menyambut jamaah
haji.
Ka`bah biasanya dicuci dengan air zamzam yang dicampur dengan mawar
Thaif dan anbar, sedangkan dindingnya diharumkan dengan parfum misik.
Nizar As-Syaibi, putra tertua keluarga pengurus Masjidil Haram Syeikh
Abdul Aziz As-Syaibi, menyebutkan pencucian Ka`bah merupakan tradisi
yang disunnahkan namun tidak harus dilakukan pada waktu tertentu. Secara
historis, Rasulullah pernah sekali mencuci Ka`bah pada bulan Sya`ban
ketika beliau kembali ke Mekkah dalam peristiwa “Fathu Mekkah”, setelah
beliau membersihkannya dari patung-patung sesembahan yang berada di
dalam maupun di sekitar Ka`bah.
Sejak saat itu, pencucian Ka`bah menjadi sesuatu yang disunnahkan namun
tidak ada waktu tertentu yang dianggap paling utama untuk melakukannya.
“Ritual ini adalah bentuk penghormatan terhadap Ka`bah, khususnya saat
sebelum Umrah dan setelah haji. Tujuan inilah yang paling utama
ketimbang sekadar membersihkannya. Pada saat pencucian pun, pintu Ka`bah
tetap tertutup. Pencucian ini tidak lebih dari sekadar membersihkan
debu yang menempel di dinding Ka`bah,” demikian As-Syaibi.
Masih penasaran tentang isi Ka’bah,kunjungi:http://nawafnet.ws/